Kata metode berasal dari bahasa Yunani” Methodos” yang berarti cara
atau jalan. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia kata metode mengandung arti” Cara
yang teratur dan berpikir secara baik-baik untuk mencapai maksud dalam
ilmu pengetahuan”. Dalam hal ini Hendry Van Lear menjelaskan bahawa metode
secara etimologi adalah jalan atau cara untuk melakukan atau membuat sesuatu
dengan sistem dan melalui prosedur untuk memperoleh atau mencapai tujuan
yang dimaksud. Jadi metode adalah salah satu sarana atau media yang sangat
penting untuk menyembatani antara pemikiran yang dimiliki oleh subjek untuk
diberikan kepada objek dalam upaya mencapai tujuan yang telah dtetapkan. Dalam
ilmu komunikasi metode dakwah disebut dengan “ The Methode in Message”.
Sehingga kejelian dan kebijaksanaan juru dakwah dalam memilih dan memakai
metode dakwah sangat mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan dalam menerapkan
ajaran Islam dalam masyarakat. Dalam menyampaikan pesan dakwah, metode
sangatlah penting peranannnya. Fikhr al-Din al-Razi (544-606) dalam tafsirannya
menyebutkan bahwa QS. An-Nahl 125 menjelaskan perintah Allah SWT kepada
Nabi Muhamad SAW untuk menyeruh manusia kepada Islam dengan salah satu
dari tiga cara yakni dengan Hikmah, Mauu’ Izhah al-Hasanah, dan Mujaddalah bil
al-Thariq al-Hasan. Ketiga metode itu disesuaikan dengan kemampuan intelektual
masyarakat yang dihadapi, akan tetapi secara prinsip semua metode dapat
digunakan kepada semua masyarakat. Berikut ini pembahasan tentang metode dakwah
bil Hikmah dan bil Hall:
Metode Dakwah Bil Hikmah
Pengertian Metode Dakwah Bil Hikmah
Hikmah secara Bahasa berasal dari dari Bahasa Arab
yakni ,
,
,
( H, K, M) jama’nya yakni Hikmah yakni ungkapan yang
mengandung kebenaran dan mendalam. Mana dalam bahasa Indonesia diartikan
dengan kata bijaksana, sedangkan kata bijaksana dalam bahasa Indonesia
mengandung arti:
- Memperbaiki
(membuat lebih baik) dan terhindar dari kerusakan
- Pandai
dan kuat ingatannya
- Selalu
mempuanyai akal budi (pengalaman dan pengetahuan) arif dan tajam pikirannya.
Muhamad Abduh berpendapat bahwa hikmah adalah pengetahuan
rahasia dan faedah dalam tiap-tiap hal. Orang yang memiliki hikmah disebut
al-Hakim.
Hikmah menurut Prof. DR. Toha Yahya Umar, MA adalah
meletakkan sesuatu pada tempatnya dengan berpikir, berusaha, menyusun, dan
mengatur dengan cara yang sesuai dengan keadaan zaman dengan tidak bertentangan
dengan larangan agama.
Sedangkan menurut Imam Abdullah bin Ahmad Mahmud an-Nasafi,
hikmah adalah:
Artinya: Dakwah bil Hikmah adalah dakwah yang
menggunakan perkataan yang benar, dan pasti yaitu dall yang menjelaska
kebenaran dan menghilangkan keraguan.
Menurut Syekh Zamakhsyari dalam kitabnya” al-Kasyaf”
al-Hikmah adalah perkataan yang pasti dan benar. Hikmah adalah dalil yang
menjelaskan kebenaran dan menghilangkan keraguan atau kesamaran. Selanjutnya
Zamarksyari mengatakan hikmah juga diartikan sebagai al-Qur’an yakni
ajaklah mereka (manusia) mengikuti kitab yang memuat hikmah.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa
al-Hikmah adalah merupakan kemampuan dan ketepatan da’i dalam memilih, memilah
dan menyelaraskan teknik dakwah dengna kondisi objektif mad’u. Oleh karena itu,
al-Hikmah sebagai sebuah sistem yang menyatukan antara kemampuan teiritis dan
praktis dalam berdakwah.
Kata hikmah dengan segala bentuknya dalam al-Qur’an
berjumlah 208 kali tersebar dalam beberapa surat. Kata hikmah dalam bentuk
Shighat Masdar dijumpai sebanyak 20 kali dan tersebar dalam beberapa ayat dan
surat. Kata hikmah ini dalam pemakaiannya sering digandengkan dengan kata kitab
Injil, Taurat, sehingga dapat dipahami bahwa kata hikmah itu sebanding dengan
Kitab Injil, Taurat atau suatu pelajaran yang datang dari Allah SWT. Sebagaiman
firman Allah SWT dalam SQ al-Nahl ayat 125:
Artinya:. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu
dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik.
Beberapa Ulama berbeda penafsiran mengenai kata hikmah yang
ada dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Diantara mereka ada yang menafsirkan hikmah
sebagai kenabian dan ada pula al-Qur’an serta adanya pemahaman terhadapnya.
Macam-macam Hikmah
Hikmah terbagi kepada dua macam yakni:
a. Hikmah Teoritis
Yakni mengamati ini suatu perkara dan mengetahui adanya
hubungan
sebab akibatnya secara moral, perintah, takdir dan syara’.
Hikmah teoritis ini merujuk kepada ilmu pengetahuan. Sedangkan hikmah praktis
merujuk kepada perbuatan yang adil dan perbuatan yang benar. Allah SWT telah
memberikan dua jenis hikmah ini kepada para Nabi-Nya dan para Rasul-Nya dan
kepada hamba-hamba yang shaleh yang dikehendaki-Nya. Sebagaimana firman
Allah SWT:
Artinya: "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku Hikmah dan
masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh. (QS.
As-Syuaraa’:83)
b. Hikmah Praktis
Yakni memiliki sesuatu pada tempatnya. Hikmah ini terbagi
kepada tiga macam yakni:
- Memiliki mata hati yang antara lain meliputi kekuatan
persepsi, intelegensi, ilmu dan kearifan.
- Mengetahui keadilan ancaman Allah SWT, kepastian
janji-janji-Nya serta keadilan hukum-hukum yang bersifat syar’i dan hukum yang
berlaku kepada seluruh makhluk-Nya.
- Memberi hak kepada sesuatu dalam arti: jangan melampaui
batas, buru-buru dan menunda waktu. Hikamh sangat memperhatiakan ke tiga
petunjuk diatas yakni dengan cara memberikan hak kepada setiap perkara, yakni
hak dari Allah SWT dengan syari’at dan takdir-Nya. Jika melampaui batas,
menunda-nunda batas waktu berarti kita menyalahi dan melanggar hikmah. Inilah
yang disebut dengan ketetapan umum tentang hokum sebab akibat yang berdasarkan
kepada syari’at dan takdir.
Dakwah Bil Hikmah
Dakwah bil Hikmah mempunyai posisi yang sangat penting yaitu dapat menentukan
sukses atau tidaknya dakwah tersebut. Hikmah adalah bekal seorang Da’i
munuju kesuksesan. Tidak semua orang mampu meraih hikmah, sebab Allah SWT
hanya memberikannya kepada orang yang layak
mendapatkannya. Barang siapa yang mendapatkannya maka
dia telah memperoleh karunia yang besar dari Allah SWT. Sebagaimana firman
Allah SWT:
Artinya: Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman
yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi
karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil
pelajaran.(QS. Al-Baqarah: 269)
Ayat tersebut mengisyaratkan betapa pentingnya menjadikan
hikmah sebagai sifat dan bagian yang menyatu dalam metode dakwah dan betapa
perlunya dakwah, mengikuti langkah-langkah yang mengandung hikmah. Ayat
tersebut seolah-olah menunjukkan metode dakwah praktis kepada juru dakwah yang
mengandung arti mengajak manusia kepada jalan yang benar dan mengajak manusia
untuk menerima dan mengikuti petunjuk agama dan aqidah yang benar.
Hikmah dalam pandangan ilmuan bila dikaitkan dengan tafsiran
surat an-Nahl ayat 125 sebagai kerangka dasar metode dakwah yang sangat banyak
sekali diantaranya:
a. Menurut al-Razi
hikmah diartikan sebagai dall-dalil yang pasti.
b. Menurut la-Thabari
diartikan sebagai wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhamad SAW.
c. Sedangkan
Syayyid Qutb (966H/1558M) mengemukakan bahwa dakwah bil hikmah adalah
memperhatikan keadaan serta tingkat kesadaran penerima dakwah, memperhatikan
kadar materi dakwah yang disampaikan kepada audiens, sehingga mereka tidak
dibebani dengan materi dakwah tersebut.
Jadi metode dakwah bil hikmah adalah suatu cara yang
digunakan dalam upaya membawa orang lain kepada ajaran islam yakni dengan
menggunakan argumentasi yang pasti, bahasa yang menyentuh hati dengan
pendekatan ilmu dan akal. Sehingga dakwah dengan metode ini dapat diterima oleh
para ilmuwan, cendikiawan dan intelektual. Hal ini sejalan dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Abdul al-Wahab Kahili, bahwa metode dakwah bil hikmah
merupakan pengetahuan yang paling tinggi dan mengungkapkan bahwa metode ini
juga bersifat filosof yang dapat menundukkan akal dan tidak ada yang dapat
melebihi kedudukan terhadapnya.
Dakwah bil-Haal
Islam adalah agama dakwah artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk
senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Kemajuan dan kemunduran umat islam
sangat berhubungan erat dengan dakwah yang dilakukannya. Oleh karena itu
al-Qur’an menyebutkan kegiatan dakwah dengan ”Ahsanul Qaula” (ucapan
dan perbuaan yang baik). Sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya: Siapakah yang lebih baik perkataannya
daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan
berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”.
(An-Fushilat: 33))
Dakwah seperti yang diungkapkan dalam ayat diatas tersebut
tidak hanya dakwah berdemensi ucapan atau lidah tetapi juga dakwah dengan
perbuatan yang baik, seperti apa yang telah Rasul SAW
lakukan.
Pengertian Dakwah
bil-Lisan al-Haal
Secara etimoligi dakwah bil Lisan al-Haal merupakan gabungan
dari tiga kata yaitu kata dakwah, lisan dan al-Haal. Kata dakwah
( ) berasal dari
kata (
- -
) yang artinya menyeru, memanggil. Kata Lisan (
) berarti
bahasa. Sedangkan kata al-Haal (
) berarti hal atau keadaan. Kata Lisan al-Haal
mempunyai arti yang menunjukkan realitas kebenaran. Jika ke tiga kata tersebut
digabungkan maka dakwah lisan al-Haal mengandung arti “ memanggil, menyeru
dengan menggunakan bahasa, keadaan, atau menyeru, mengajak dengan perbuatan
nyata.
Sedangkan secara termonologis dakwah mengandung pengertian: mendorong manusia
agar berbuat kebajikan dan menuntut pada petunjuk, menyeru mereka berbuat
kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan munkar agar mreka mendapatkan
kebahagian dunia akhirat.
Dengan demikian dakwah lisan al-Haal adalah: memanggil, menyeru manusia kejalan
Alllah SWT untuk kebahagian dunia akhirat dengan menggunakan bahasa keadaan
manusia yang di dakwahi atau memanggil ke jalan Allah untuk kebahagiaan manusia
dunia dan akhirat dengan perbuatan nyata yang sesuai dengan keadaan manusia.
Dalam tulisannya M. Yunan Yusuf mengungkapkan bahwa istilah dakwah lisan
al-Haal dipergunakan untuk merujuk kegiatan dakwah melalui tindakkan dan
perbuatan nyata.
Demikian juga menurut E. Hasim dalam kamus istilah Islam memberikan pengertian
bahwa yang dimaksud dengan dakwah lisan al-Haal dalah dakwah yang dilakukan
dengan perbuatan nyata, karena merupakan tindakan nyata maka dakwah ini lebih
mengarahpada tindakan menggerakkan mad’u sehingga dakwah ini lebih berorentasi
pada pengembangan masyarakat.
Akhlak
Sebagai Tiang Dakwah
Sumber tenaga bagi daya tarik itu tidak lagi terletak pada
ilmu dan tidak pula pada hikmah. Ilmu dan hikmah hanya pembuka jalan, sumber
tenaganya itu terletak pada akhlak pribadi Da’i itu sendiri.
Akhlak secara umum adalah sifat yang mendasar pada diri seseorang
yang lahir dari amal perbuatan dengan mudah, tanpa dipikir-pikir dan di
timbang-timbang melainkan secara spontan. Baik buruknya amal perbuatan yang
lahir secara spontan itu tergantung pada baik buruknya akhlak pribadi
yang bersangkut. Karena yang dibawa oleh da’i itu adalah wahyu Ilahi dan sunah
Rasul-Nya. Yakni barang yang hak dan murni yang sebenarnya sudah mengandung
daya dan kekuatan tersendiri.
Mau tidak mau, gerak-gerik dalam kejidupan pribadi seorang
Da’i itu bukan saja diperhatikan, tetapi juga langsung dijadikan masyarakat
sebagai bahan perbandingan terhadap apa yang diajarkannya dan yang
dilarangnnya. Yang dilihat dan didengar masyarakat dalam kehidupan
kepribadiannya itu bisa menambah kekuatan daya siarnya sebagai pendakwah.
Akhlak dan Akhlakul karimah merupakan dua hal yang tidak bias dipisahkan, kalau
dakwah hendak berhasil maka banyak hal-hal yang sulit dan tidak dapat diatasi
semata-mata dengan ilmu yang kering akan tetapi dapat juga diatasi dengan
akhlakul karimah.
Semua risalah ditujukan kepada penyempurnaan akhlak yang
mulia. Bagaimana akan melanjutkan dakwah apabila tanpa akhlak pada diri Da’i
tersebut? Tanpa adanya akhlakul karimah maka tidak akan ada teladan yang baik,
tidak akan ada tuur kata yang menarik, tidak akan ada cara berpisah yang indah,
tidak akan ada hubungan rasa yang ikhlas dan mesra, dan dengan demikian tidak
akan ada hikmah. Sebaliknya mungkin yang ada hanyalah kecerdikan yang mempesona
orang banyak, tetapi hampa dari jiwa iman dan taqwa. Dengan demikian yang mungkin
terjadi adalah semacam hiburan untuk umum, selama yang berdakwah berdiri diatas
mimbar, sebagaimana yang dapat dihidangkan oleh sandiwara komedi Istambul.
Dakwah bil lisan
al-Haal Sebuah Metode Dakwah
Dakwah bil Lisan al-Haal merupakan sebuah metode dakwah
yakni metode dakwah dengan menggunakan kerja nyata. Sebagai sebuah metode
dakwah bil lisan al-Haal juga terikat pada prinsip-prinsip penggunaan metode
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu
diingat dalam penggunaan metode tersebut:
- Penerapan metode tidak berlaku selama
- suatu metode yang sesuai bagi seorang Da’i belum tentu sesuai dengan Da’i lain.
- Metode yang paling sesuai sekali pun belum menjamin hasil yang baik dan otomatis.
- Metode hanyalah suatu pelayanan, (suatu jalan) atau alat saja
- Dan tidak ada metode yang 100% baik
Pendekatan Kebutuhna
Dalam Dakwah bil-Haal
Dalam kajian psikologi, kebutuhan (need) tidak dapat
dipisahkan dari motif. Seseorang (organisme) yang berbuat melakukan sesuatu
sedikit banyaknya dipengaruhi oleh kebutuhan yang ada dalam dirinya atau
sesuatu
yang hendak dicapai. Istilah motif mengacu pada sebab atau
mengapa seseorang berprilaku, dan dari kata motif ini terbentuklah kata
motivasi.
Sartain dalam Psychology Understanding of Human
Behavior menjelaskan bahwa yang dimaksud denagn motivasi adalah suatu
pernyataaan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah
laku ke suatu tujuan atau perangsang. Dengan demikian maka motif lahir karena
adanya kebutuhan. Kebutuhan seseorang dapat berbeda dengan kebutuhan orang lain
dan kebutuhan disini diartikan sebagai:
- Setiap
taraf adalah kebutuhan
- Suatu
kekurangan yang dapat dipengaruhi secara wajar dengan berbagai benda lainnya
apabila benda khusus yang diinginkan tidak dapat diperoleh
Maslaw menyusun Hierarki kebutuhan mulai dari kebutuhan
biologis dasar sampai kebutuhan psikologis yang sangat kompleks yang hanya akan
menjadi penting jika kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan yang ada dalam teori
Maslaw sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisiologis
(kebutuhan untuk mempertahankan hidup)
2. Kebutuhan akan rasa
aman
3. Kebutuhan akan
penghargaan
4. Kebutuhan Kognitif:
mengetahui, mendalami dan memahami.
5. Kebutuhan Estetik:
Keserasian, ketentraman, keindahan.
6. Kebutuhan untuk
mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya.
Dalam konteks dakwah lisan al-Haal, pemahaman tentang
kebutuhan sasaran dakwah mutlak diperlukan. Sebagai contoh berdakwah dikalangan
masyarakat miskin tidak efektif dengan hanya berceramah tetapi akan lebih
efektif bila dakwah dilakukan dengan menyantuni mereka, memberi makan, pakaian
dan sebagainya. Dakwah tidak hanya mensyaratkan hal-hal yang religius Islami
namun juga dapat menumbuhkan etos kerja. Inlah sebenarnya yang diharapkan oleh
dakwah bil al-Haal.
Aplikasi Dakwah
bil lisan al-Haal pada Masa Kini
Sejak agama Islam masuk ke wilayah Indonesia pada abad ke
V111 agama islam telah mengalami pasang surut. Perkembangan Islam di Nusantara
diawali dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam seperti: kerajaan Samudera
Pasai dan Perlak. Selanjutnya Islam melebarkan sayapnya ke berbagai penjuru
Nusantara.
SElanjutnya Islam mengalami kemunduran pada saat Indonesia
dijajah oleh Belanda dimana kativitas umat Islam terpasung. Politik Belanda
terhadap Islam dilandasi dengan rasa curiga dan takut sehingga dengan cermat
mereka mengawasi segala sesuatu yang berbau Islam. Kolonialisme tersebut
meninggalkan jejak negative yang panjang dalam perkembangan social, cultural,
dan ekonomi masyarakat Indonesia., bahkan sampai sekarang. Selain itu juga
pemilihan model pembangunan yang dipakai serta kesalahan dalam mengurus
pemerintahan dimasa lalu menjadi factor dominant yang mendorong keterbelakangan
umat.
Permasalahan yang dihadapi umat Islam Indonesia pada dasarnya sudah
dipahami dan dimengerti sejak lama, berbagai organisasi telah mencoba menjawab
berbagai persoalan tersebut. Muhamadiyah telah mendirikan Sekolah-sekolah ,
Madrasah-madrasah, Rumah Sakit, surat kabar dan majalah. Begitu juga dengan NU
telah mendirikan Pesantren-pesantrennya dan berbagai organisasi Islam lainnya.
Meskipun berbagai persoalan telah ditangani nampaknya persoalan umat yang
begitu banyak masih menuntut kerja ekstra umat Islam. Sekarang kita patut
bergembira karena telah banyak muncul organisasi-organisasi ke-Islaman yang
bekerja untuk dakwah juga pribadi-pribadi yang secara individual melaksanakan
dakwah bil lisan al-Haal. Yang mana dakwah ini telah banyak bekerja misalnya:
munculnya perbankkan-perbankkan Syari’ah, dompet Dhua’fah, dan pundi amal
ynag dilakukan oleh stasiun TV dalam rangka mengumpulkan dana untuk kepentingan
umat, munculnya majalah-majalah bernuansa Islam, dan lain sebagainya.
Namun demikian, kiranya perlu digalakkan kembali Ukhuwah Islamiyah dlam bentuk
kerja sama antar berbagai organisasi keagamaan atau pribadi-pribadi yang
berkecimpung dalam bidang dakwah sehingga akan ada perkembangan kerja antara
masing-masing yang dimaksudkan agar lahan dakwah tergarap secara merata.
slesai juga tugs ilmu dkwah saya, mksih,
BalasHapusBlack star avril lavigne
Pengertian ciliata
Lagu one direction full album
Jazakumulloh, ilmiyah dan meluaskan wawasan
BalasHapusKISAH CERITA AYAH SAYA SEMBUH BERKAT BANTUAN ABAH HJ MALIK IBRAHIM
BalasHapusAssalamualaikum saya atas nama Rany anak dari bapak Bambang saya ingin berbagi cerita masalah penyakit yang di derita ayah saya, ayah saya sudah 5 tahun menderita penyakit aneh yang tidak masuk akal, bahkan ayah saya tidak aktif kerja selama 5 tahun gara gara penyakit yang di deritanya, singkat cerita suatu hari waktu itu saya bermain di rmh temen saya dan kebetulan saya ada waktu itu di saat proses pengobatan ibu temen saya lewat HP , percaya nda percaya subahana lah di hari itu juga mama temen saya langsung berjalan yang dulu'nya cuma duduk di kursi rodah selama 3 tahun,singkat cerita semua orang yang waktu itu menyaksikan pengobatan bapak kyai hj Malik lewat ponsel, betul betul kaget karena mama temen saya langsung berjalan setelah di sampaikan kepada hj Malik untuk berjalan,subahanallah, dan saya juga memberanikan diri meminta no hp bapak kyai hj malik, dan sesampainya saya di rmh saya juga memberanikan diri untuk menghubungi kyai hj Malik dan menyampaikan penyakit yang di derita ayah saya, dan setelah saya melakukan apa yang di perintahkan sama BPK kyai hj Malik, 1 jam kemudian Alhamdulillah bapak saya juga langsung sembuh dari penyakitnya lewat doa bapak kyai hj Malik kepada Allah subahanallah wataala ,Alhamdulillah berkat bantuan bpk ustad kyai hj Malik sekarang ayah saya sudah sembuh dari penyakit yang di deritanya selama 5 tahun, bagi saudara/i yang mau di bantu penyembuhan masalah penyakit gaib non gaib anda bisa konsultasi langsung kepada bapak kyai hj Malik no hp WA beliau 0823-5240-6469 semoga lewat bantuan beliau anda bisa terbebas dari penyakit anda. Terima kasih
Casino Review - DrmCD
BalasHapusRead our in-depth casino review and get 광명 출장마사지 latest casino bonuses, games, 고양 출장안마 promotions, software 김포 출장안마 and promotions in With a great 평택 출장샵 selection of slots, progressive 세종특별자치 출장안마 jackpots,